Aplikasi Hotel
WHAT'S NEW?
Loading...

SEDEKAHNYA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ


Sepanjang hidupnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. dipenuhi kisah-kisah kedermawanan. Pada peristiwa Tabuk, ketika Rasulullah SAW, menyerukan agar para shahabat menyedekahkan hartanya untuk perjuangan di jalan Alloh.
Disini Sayyidina Umar bin Khatab radlyallahu'anh menceritakan; "Suatu hari Rasulullah SAW. Menyuruh kami agar menginfakan harta kami di jalan Alloh, kebetulan pada saat itu aku memiliki harta yang kusimpan di rumah.

Di dalam hati aku berkata; 'Saat ini aku memiliki harta, jika aku menginginkan untuk mengalahkan Abu Bakar dalam kebaikan, inilah saatnya.'
Setelah berkata demikian dalam hati, aku segera pulang dengan gembira. Sesampainya di rumah, aku segera membagi dua harta kekayaan yang aku miliki menjadi dua bagian, setenganya aku berikan kepada keluargaku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan setengahnya lagi aku bawa untuk aku serahkan kepada Rasulullah SAW.
Setelah sampai di kediaman Rasulullah SAW., beliau berkata kepadaku; 'Wahai Umar, adakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?
Saya Menjawab; ‘Ada ya Rasulullah.'
Beliau bertanya lagi; 'Apa yang engkau tinggalkan untuk mereka?'
Saya Menjawab; 'Saya meninggalkan mereka setengah dari harta saya wahai Rasulullah'
Kemudian datanglah Abu Bakar radlyallahu'anh dengan membawa harta yang sangat banyak sekali, melihat hal itu Rasulullah SAW berkata padanya; 'Wahai Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?
Mendengar pertanyaan itu, Abu Bakar menjawab; 'Aku meninggalkan untuk keluargaku Alloh dan Rasul-Nya.'

Mendengar apa yang dikatakan Abu Bakar, saya berkata dalam hati; 'Saya tidak akan pernah mengalahkan Abu Bakar.'"
Sikap seperti ini sudah biasa dalam kehidupan para shaha bat. Maka terhadap keluhuran budi Abu Bakar ini, Alloh SWT mengujinya dalam Al-Qur'an: "Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Alloh) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan." (Al-Lail: 17-21)Ayat ini menjanjikan derajat yang sangat tinggi sebagai balasan atas pengabdiannya kepada Alloh SWT.

Menurut Ibnu Jauzi ra., para alim ulama sependapat bahwa ayat-ayat ini diwahyukan berkenaan dengan Abu Bakar ra. Dari Abu Hurairah ra. diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tiada harta yang lebih bermanfaat bagiku daripada harta Abu Bakar."
Abu Bakar lalu menangis dan berkata, "Wahai Rasulullah, apakah diriku dan hartaku milik seseorang selain engkau ?'“
Dalam suatu riwayat, Sa'id bin Musayyab ra. menambahkan, "Rasulullah SAW menggunakan harta Abu Bakar seperti hartanya sendiri."
Urwah ra. Mengatakan bahwa ketika Abu Bakar memeluk Islam, ia memiliki 4.000 dirham. la menggunakan semuanya untuk membantu Rasulullah SAW.
Hadits lain mengatakan bahwa ketika Abu Bakar ra. memeluk Islam, ia memiliki 40.000 dirham. Dan ketika ia berhijrah ke Madinnah, ia memiliki tidak lebih dari 5.000 dirham, seluruhnya telah diinfaqkan untuk kepentingan Islam termasuk untuk memerdekakan budak-budak yang disiksa oleh tuannya karena memeluk Islam.

Abdullah bin Zubair ra. berkata, "Abu Bakar sering membeli budak-budak yang lemah kemudian memerdekakannya." Suatu ketika, ayah beliau, Abu Quhafah, berkata kepadanya, "Jika budak-budak itu engkau bebaskan, aku berpendapat sebaiknya engkau memilih yang bertubuh kuat, sehingga mereka dapat membantumu suatu saat apabila engkau membutuhkannya." Abu Bakar ra. Menjawab, "Aku tidak memerdekakan mereka untuk kepentinganku. Kulakukan semua itu semata- mata untuk mendapatkan ridha Alloh SWT."

Pahala yang Alloh SWT berikan karena menolong yang lemah adalah jauh lebih besar daripada menolong yang kuat. Hadits lain menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada orang yang membantuku dengan kebaikan tanpa balasan dariku untuknya, kecuali Abu Bakar. Sesungguhnya ia telah membantuku, sehingga Alloh SWT sendiri yang membalasnya pada hari Mahsyar. Dan tidak ada harta seseorang yang demikian berfaedah bagiku melebihi harta Abu Bakar."


SYEKH MAHFUDH AT-TARMASI AL-JAWI bag.3

Mari kita lanjutkan kisah perjalanan Syekh Mahfudh Al-Tarmasi Bagian ke 3, Berikut Lanjutannya


Mereka adalah ulama yang menjadi kebanggaan Bangsa Melayu yang kualitas keilmuannya berkaliber internasional dan menjadi guru besar dan pengajar tetap di Masjid al-Haram. Satu hal yang cukup menarik dari perkembangan agama di nusantara saat itu adalah, ada parameter yang menjadi konvensi para ulama bahwa para pelajar dari berbagai daerah Jawa yang belajar di Mekkah, mereka baru dianggap berhasil menyempurnakan keilmuannya apabila telah memperoleh bimbingan terakhir dari para ulama kenamaan tersebut.

Bahkan, pada saat itu, dalam dunia pesantren di Jawa ada semacam opini bahwa seorang pengasuh pesantren kurang afdhal jika belum belajar ke Tanah Suci dan mengambil hikmah dari nama-nama yang masyhur itu. Tak heran, jika Hadratusy Syekh K.H. Hasyim Asy'ari juga belajar pada Syekh Mahfudh Al-Tarmasi dan ulama lainnya di Tanah Suci. Dan ketika K.H. Wahab Hasb Allah selesai belajar di Tebuireng, Jombang, sebelum langsung terjun memegang pesantren, dia dinasehati oleh K.H. Hasyim Asy'ari untuk mematangkan ilmunya terlebih dahulu di Tanah Haram. Ia pun pergi dan tinggal di Mekkah selama empat tahun dan belajar pada ulama terkemuka di sana, termasuk Syekh Mahfudh Al-Tarmasi (Dhofier, 1990). Selain K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Wahab Hasb Allah, para Kiai yang pernah belajar secara langsung pada Syekh Mahfudz Al-Tarmasi antara lain: K.H. R. Asnawi (Ulama kharismatik Kudus), K.H. Bisyri Samsuri, K.H. Shaleh Tayu, K.H. Dahlan Kudus dan lain sebagainya.

Parameter keilmuan ini mempunyai andil besar dalam proses homogenisasi dan keseragaman kitab kitab yang dipakai di pesantren- pesantren di Jawa. Dan pada gilirannya, homogenisasi tersebut berlanjut kepada keseragaman faham keagamaan dan kehidupan kultural para Kiai di Jawa pada khususnya dan persada nusantara pada umumnya.. Selain itu, semakin meningkatnya kualitas keilmuan para Kiai sebagai hasil dari ketekunannya dalam belajar di Mekkah yang memakan waktu lama, juga membawa dampak kepada peningkatan mutu pesantren. Peningkatan mutu tersebut berupa usaha yang dilakukan para Kiai untuk menanamkan semangat dan memperkenalkan sistem pendidikan baru (madrasah) di pesantren. Sistem pendidikan baru di pesantren ini, berhasil menarik minat masyarakat untuk berbondong-bondong belajar di pesantren (Dhofier, 1994).

Meski pun usia Syekh Mahfudh Al-Tarmasi lebih muda di bandingkan Syekh Nawawi Al-Bantani, namun tidak bisa dikatakan Syekh Mahfudh adalah murid Syekh Nawawi Al Bantani. Tidak ada sumber dan data yang bisa untuk mengatakan demikian. Data sejarah yang ada menyebutkan bahwa ke duanya sama-sama ulama dari Jawa yang terkenal kedalaman ilmunya. Sama-sama mengajar di Masjid Al-Haram dan sama-sama produktif menulis karya.

Di kalangan para Kiai di Jawa, Syekh Mahfudh juga dikenal sebagai seorang muhaddits, atau ahli hadits. Ia diakui sebagai seorang isnad (mata rantai) yang sah dalam transmisi intelektual pengajaran Sahih Al-Bukhari. Ia berhak memberikan ijazah kepada murid- muridnya yang berhasil menguasai Sahih Al-Bukhari. Ijazah ini berasal dari Imam Bukhari sendiri yang ditulis sekitar seribu tahun yang lalu dan diserahkan secara berantai melalui 23 generasi ulama yang telah menguasai karya Imam Al-Bukhari. Syekh Mahfudh merupakan mata rantai yang terakhir pada waktu itu.

Syekh Mahfudh, ketika berada di Mekkah juga sempat mengajarkan ilmunya kepada Hadrat Al-Syekh Hasyim Asy’ari, seorang Kiai yang dianggap paling ‘alim di Jawa pada pertengahan pertama abad ke-20. Kepadanya, Syekh Mahfudh mengajarkan ilmu-ilmu syari’ah, ilmu- ilmu alat, ilmu-ilmu etika dan ilmu-ilmu hadits, sehingga dengan pengajarannya ini, Syekh Hasyim Asy’ari mampu menguasai ilmu ma’qül dan ilmu manqul (Al-Junbaniy, 1415 H.: 4)

Dengan ketekunannya belajar dan kemahirannya dalam bidang hadits, maka Syekh Mahfudh memberikan ijazah kepada Hasyim Asy’ari untuk mengajar Sahih Al-Bukhari. Kualitas dan kapabelitas keilmuan Syekh Mahfudh, terutama dalam bidang hadits mendorong Hasyim Asy’ari untuk menganjurkan kepada para murid-muridnya yang berbakat dalam hadits untuk meneruskan pelajaran haditsnya ke Mekkah, untuk memperoleh bimbingan dan ijazah langsung dalam pengetahuan Hadits Al-Bukhari dari Syekh Mahfudh. Dalam masalah hadits ini, Syekh Mahfudh yang dikenal sebagai ulama Hadits Melayu Indonesia melacak isnad (mata rantai hadits) nyi sampai kepada Al-Sarqawi (Azra, 1998).

Dalam bidang hadits, karya Syekh Mahfudh yang paling memasyarakat di kalangan pesantren adalah kitab “Al Minhah Al-Khairiyyah fi Arba’in Haditsan min Ahaditsi Khair Al- Bariyyah. ” Kitab setebal 51 halaman ini berisi empat puluh hadits pilihan, ditulis dalam rangka memenuhi sabda Rasul Allah saw. yang diriwayatkan sahabat ‘Ali ibn Abi Thalib:“Barangsiapa di antara umatku menghafal empat puluh hadits tentang masalah agamanya maka kelak akan dibangkitkan Allah pada Hari Kiamat dalam golongan fuqaha’ dan ulama. Dalam riwayat lain disebutkan, “Maka akan dikatakan padanya, ‘Masukilah pintu syurga yang kau inginkan. ”

Maka ia menghimpun empat puluh hadits pilihan dengan harapan mudah dihafalkan dan difahami oleh umat. Ihwal menghimpun empat puluh hadits ini, Syeikh Mahfudh bukanlah orang yang pertama. Banyak sekali ulama sebelumnya yang telah melakukan hal yang sama. Ada pun ulama yang pertama kali menghimpun empat puluh hadits. sebagaimana disinyalir banyak ulama adalah Imam ‘Abd Allah ibn Mubarak, seorang tabi’in kenamaan.

Lalu diikut banyak ulama setelahnya, termasuk Imam Nawawi sendiri mengarang kitar “Arbain Nawawi” yang sangat terkenal itu. Dan ulama setelah Syekh Mahfudh Al-Tarmasi masih ada yang mengarang Kitab Hadits Arba'in seperti Syekh Muhammad Yasin ibn Isa Al-Fadani yang mengumpulkan empat puluh hadits lengkap dengan sanadnya dari awal sampai akhir.

TUKANG BECAK NAIK HAJI

Mungkin kisah tukang bubur naik haji sudah populer, bahkan sampai ada sinetronya heee dalam postingan kali ini Tukang Becak Naik Haji semoga memberikan inspirasi dalam memperbanyak sedekah berikut kisahnya

Pak Parman, demikian orang-orang memanggilnya. Dia hanyalah seorang tukang becak. Sudah bisa ditebak, berapi kekayaannya? Dia hanya punya tempat tinggal, dan itu pun kost di tem¬pat yang kumuh, yang gentengnya sewaktu-waktu bisa bocor karena hujan. Meski begitu, Pak Parman memiliki budi yang sangat mulia. Kemiskinan yang merenggut kehidupannya tidak menutup mata batinnya untuk selalu berbagi kepadi orang lain.

Siapa kira orang miskin tidak bisa naik haji.
Karena sedekah, tukang becak yang satu ini justru mendapatkan keberkahan untuk menunaikan rukun Islam kelima.Tapi, bukan harta yang bisa ia sumbangkan. Sebab, untuk makan sehari-hari saja sulit, apalagi berniat untuk berbagi harta kepada orang lain. Maka, yang hanya bisa dilakukan Pak Pak parman adalah "sedekah jasa." Yaitu, setiap hari Jum'at ia meng¬gratiskan semua penumpang yang naik becaknya.Ini adalah hal yang luar biasa. Tidak semua orang bisa melakukannya, apalagi orang miskin seperti dirinya. Maka atas kebaikannya itulah, suatu "keberkahan hidup" kemudian menghampirinya.

suatu ketika, di hari Jum'at pertama bulan Ramadhan, tiba-tiba ada orang yang kaya raya mobilnya mogok. Kebetulan mogoknya tidak jauh dari pangkalan becak Pak Parman. Orang kayaitupun bertanya kepada supirnya, "Pir, kalau naik becak kira-kira ongkosnya berapa ya?"
‘Paling juga dua sampai tiga ribuan," jawab supir kepada nnya.

Orang kaya tersebut pun memutuskan naik becak karena sebenarnya jarak dirinya dengan rumahnya sudah lumayan dekat maka, dipanggillah tukang becak yang ada di pangkalan tersebut dan kebetulan Pak Parman yang datang. Lalu, digoeslah becak itu oleh Pak Parman menuju rumah orang kaya tersebut Setelah sampai di tempat, Pak Parman dikasih uang " 10 ribu dan tidak usah dikembalikan. Namun, oleh Pak Parman  uang itu ditolaknya.Kenapa Bapak menolaknya?" Tanya orang kaya itu.Saya sudah meniatkan dari dulu, kalau setiap Jum'at saya mengratiskan semua penumpang yang naik becak saya" jawaabnya jujur.

Setelah itu, Pak Parman pun pergi meninggalkan orang kaya tersebut. Rupanya, kejadian itu sangat membekas di hati orang kaya tersebut. Orang kaya seperti dirinya saja tidak pernah sedekah, ini orang miskin malah melakukannya dengan begitu tulus. Lalu, dikejarlah Pak Parman. Setelah dapat, Pak parman pun dikasih uang satu juta. Orang kaya itu pikir, Pak parman akan menerimanya karena uangnya besar. Tapi, Pak parman tetap menolaknya.

Lalu, dinaikkan lagi menjadi dua juta dan tetap Pak Parman menolaknya. Alasan Pak Parman sama: dia tidak menerima uang sepeser pun di hari Jum'at untuk jasa ojek becaknya. Sebab, dia sudah meniatkannya untuk bersedekah. Subhanallah!

Tapi, hal ini justru membuat orang kaya tersebut semakin penasaran. Maka jurn'at berikutnya (di hari Ramadhan juga), orang kaya itu pun naik becak lagi, la sengaja meninggalkan supirnya untuk pulang ke rumah sendiri dan dia lebih memilih berhenti di pangkalan itu untuk bisa naik becak Pak Parman. Maka diantarlah orang kaya tersebut ke rumahnya oleh Pak Parman.
Setelah sampai, Pak Parman pun diberikan uang yang lebih besar lagi, kali ini 10 juta. Orang kaya itu pikir Pak Parman akan tergoda oleh uang sebanyak itu. Tapi, lagi-lagi, perkiraan¬nya meleset. Pak Parman, sekali lagi, menolak uang yang bagi dia itu sebenarnya sangat besar. Apalagi, sebentar lagi akan Lebaran dan uang itu pasti akan berguna buat dirinya dan ke¬luarganya. Tapi, orangtua itu menolaknya dengan halus.

Kejadian ini benar-benar membuat orang kaya tersebut tidak mengerti. Kenapa orang miskin seperti Pak Parman tidak mau menerima uang sebesar itu? Padahal, uang itu bisa ia gu¬nakan selama berbulan-bulan. Namun, rasa penasaran orang kaya itu rupanya tidak pernah berhenti. Jum'at berikutnya, dia pun naik becak milik Pak Parman lagi. Namun, kali ini ia minta diantarkan ke tempat yang lain.
"Pak, antarkan saya ke rumah Bapak," pinta orang kaya.
"Memangnya, ada apa, Pak?" jawab Pak Parman polos.
"Pokoknya, antarkan saya saja."

Akhirnya, Pak Parman terpaksa mengantarkan orang kaya itu ke rumahnya. Mungkin orang kaya itu hanya ingin menguji: apakah tukang becak itu benar-benar orang miskin ataukah tidak? Mereka pun akhirnya sampai di rumah Pak Parman. Be¬tapa terkejutnya orang kaya itu, karena rumah yang dimaksud hanyalah sebuah rumah kost yang sangat jelek. Gentengnya
sewaktu-waktu bisa roboh karena terpaan air hujan. Karena sangat iba melihat kejadian itu, orang itu pun merogoh uang sejumlah Rp 25 juta.
“ini Pak, uang sekedarnya dari saya. Mohon Bapak menerimanya," pinta orang kaya kepada Pak Parman.

Apa reaksi Pak Parman? Ternyata, dengan halus dia pun menolaknya. Hal ini benar-benar sangat mengejutkan orang kaya itu. Bagaimana bisa orang semiskin dia menolak pemberian sebesar Rp 25 juta? Kalau bukan dia adalah lelaki yang luar biasa, yang memiliki budi yang sangat luhur.
Akhirnya orang kaya itu pun menyerah. Dia benar-benar kalah dengan ketulusan hati Pak Parman. la percaya bahwa apa yang dilakukan Pak Parman benar-benar tulus dari hatinya, ia benar tidak tergoda oleh indahnya dunia dan kilau¬nya uang jutaan rupiah. Mungkin ia satu pribadi yang langka dari1000 orang yang ada, yang sewaktu-waktu hanya muncul di dunia

Tapi, orang kaya itu berjanji bahwa suatu saat ia akan memberikan yang terbaik buat tukang becak yang berhati mulia tersebut. Sebab, mungkin, baru kali ini hatinya terusik lalu disadarkan oleh orang miskin yang hanya seorang tukang becak Dan waktu pun terus berlalu.

Lebaran telah tiba. Pak Parman dan orang kaya itu tidak berrtemu lagi. Menjelang Lebaran Haji (Idul Adha), orang kaya itu kembali menemui Pak Parman di rumah kostnya. Kembali datang di hari Jum'at. Mudah-mudahan kali ini niatnya tidak sia-sia. Setelah mereka bertemu, di depan Pak Parman orang kaya kemudian bicara terus terang, "Pak, mohon kali ini niat baik saya diterima. Bapak dan istri serta anak Bapak akan saya berangkatkan haji ke Tanah Suci. Sekali lagi, mohon bpak menerima niat baik saya ini?" Pak Parman menangis di depan istri dan anak semata wayangnya. Pergi ke Mekkah saja tidak pernah ia bayangkan sejak dulu apalagi ia dan keluarganya akan diberangkatkan naik haji. Ini benar-benar hadiah yang sangat luar biasa dari Alloh SWT. Tawaran orang kaya itu pun diterima Pak parman dengan setulus hati

Maka, Pak Parman dan keluarganya pun akhirnya pergi haji. Ya, seorang tukang becak yang miskin tapi memiliki hati yang sangat mulia akhirnya bisa melihat keagungan Kabah di Mekkah al-Mukarramai makam Nabi Muhammad SAW di Madinah. Kebaikannya dibalas oleh Alloh. Ia yang menolak satu juta juta, 10 juta, hingga Rp 25 juta, tapi Alloh menggantinya dengan haji ke Baitullah, bersama istri dc anaknya! Jadi, berapa kali lipatkah keberkahan yang didapatkan Pak Parman karena sedekah yang ia lakukan di hari Jum'at?! Subhanallah!

Bahkan, tidak saja dihajikan secara gratis, Pak Parman akhirnya dibuatkan rumah oleh orang kaya tersebut. Maka semakin berkahlah hidup si tukang becak berhati mulia itu. sejak itu, Pak Parman pun bisa tinggal di sebuah tempat nyaman dan tidak memikirkan lagi uang untuk kost di t berikutnya.


MENSTIMULUS KEPINTARAN NATURALIS SI KECIL

Laboratorium di rumah dan disekoalah untuk mengolah kebun, merawat hewan, mempelajari sistem ekologi, menjaga lingkungan, merupakan stimulus bagi naturalis kecil.

kepintaran naturalis makin terasah bila anak tinggal dan berinteraksi dengan lingkungan yang memberinya rangsangan. anak-anak petani, anak nelayan, anak gunung, yang tinggal di tengah budayanyaa, umumnya kepekaan alamnya sangat menonjol.

kemampuan ini biasanya menetap sampai merka dewasa, karena secara terus menerus mereka gunakan sebagai pedoman. Contohnya, petani, mereka tahu bulan bulan apa saja biasanya alam 'ramah' pada mereka sehingga mereka bisa memanfaatkannya, misalnya untuk bertanam. atau pelaut, kapan musimnya banyak ikan dan kapan sulit mendapatkannya, dan sebaginya.

namun, meski tak bersentuhan secara langsung anak-anak yang tak peka maupun yang peka alam dapat distimulus dengan berbagai cara. cara-cara ini dapat membuat anak mengamati, menganalisa persamaan dan perbedaan, serta membuat klasifikasi.

KEGIATAN DI DALAM RUMAH

1.Memelihara Binatang Kesayangan
Memelihata hamster, atau kelinci, atau anak ayam, dapat melatih pengalaman dan pengetahuan ana akan binatang, sekaligus memahami keunikan dan perbedaan setiap binatang.
untuk anak batita, anda bisa memulainya dengan memelihata binatang pilihan anak, sebaiknya arahkan anak memelihara kucing, anjing, marmut, atau ikan. ajaklah ia memelihanya secara bertanggung jawab, sayang padanya, mengurus makan dan kebersihannya.

sambil mengurusnya, anda bisa mulai mengajarkan padanya untuk memperhatikan keunikan setiap binatang. Misalnya dari jumlah kaki, panjang ekornya, buninya, dan masih banyak lagi. lamabt laun anda dapat menambah dengan pertanyaan tentang kebiasaan dan sifa-sifat bintang.

2. Membuat Kebun Kecil
membuat kebun kecil cukup sederhana. tak selelu membutuhkan tanah luas. cukup sepetak di bagian pojok taman anda. atau di pot pot tertentu. atau cukup tanah dimasukan plastik saja. anda cukup menyediakan bibitnya, misalnya biji kacang, biji tomat, biji wortel.
tanamlah biji di tiap tiap pot atau plastik. ajaklah anak menyiraminya setiap pagi. setelah tumbuh, mintalah ia mengamti persamaan dan perbedaan setiap tanaman yang tumbuh.

3. Mengajaknya Memilah dan Memprediksi
kegiatan membaca dapat dijadiakn saran untuk anak belajar memilah dan memperdiksi mana kejadian kejadian yang sekiranya dapat berpengaruh pda lingkungan dan bumi. misalnya, mengenai penerbangan pohon yang terus menerus; panggunaan tanah puncak (tanah resapan) utnuk berbagai bangunan; penangkapan dan penjualan binatang secara sembarangan, dan sebagainya., dapat dijadikan bahan diskusi bersama si kecil.

4. Mengklasifikasi Benda Tertentu
Mintalah anak anda untuk menjelaskan mana tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan makanan atau obat obatan, dan, ajaklah anak melakukan perjalanan ke museum museum bersejarah, untuk mencari tahu bagaimana para biologis dan antropolog mengklasifikasikan folora dan fauna.

5. Mengamati Lingkungan Sekitar Secara Sepesifik
Alam menyediakan aneka ragam benda untuk diamati. saat menajak anak ke taman, ajak anak mengami kupu kupu, kepompong ulat, pepohonan, tanaman, air, hewan, angin. ajak anak mengamati persamaan dan perbedaan serta 'merasakan' semuanya, merasakan rasanya angin, hangatnya sang surya kalau pagi tentunya heee. atau harumnya rumput basah dengan embun yang bening.

"kepintaran naturalis makin terasah bila anak tinggal dan berinteraksi dengan lingkungan yang memberinya rangsangan"


AKHIRNYA ISTRI HAMIL

sejak aku menikah tahun 2011 aku termasuk agak lama mempunyai akan yaitu di tahun 2006. jadi hampir 5 tahun aku baru dikarunia anak. sebelum dikaruniai buah hati, aku dan istriku serti diledkin oleh sarudara-saudara. walaupun itu cuman "guyon" tetapi lama-lama risih juga. kadang aku berpikir memangnya aku dan istriku yang menciptakan anak? bukankah anak adalah titipan Alloh.... dan tentu saja Alloh lah yang menciptakannya.
Sering aku baca surta yasin dan membaca artinya terutama yang ayat 77 artinya: "pakah manusai tidak memperthatikan bahwa kami menciptakan dari setetes air (mani), maka ia tiba-tiba menjadi musuh yang nyata."
sejenak aku merasa damai dan tenag. entah ketengannya sesaat atau bahkan hanya bertahan sampai ada komntar baru dari teman-teman dan keluarga lainnya.
aku merasakan betapa beratnya beban yang ditanggung oleh istiku pada saat itu. untuk itu segala usaha aku lakukan. mulai dari periksa ke dokter, minum obat-obatan, baik yang herbal maupun yang sintetik.
vitamin E menjadi makanan sehari-hari. minum kolak kacang ijo setiap hari. dan bahkan sampai minta doa-doa kepada saudara-saudara yang kebetulan baru naik haji dan masih banyak yang lainnya.
waktu itu aku percaya bawha Alloh tentu tahu dan menteri kodisi makhluknya. aku berpikir posotif saja bahwa mungkin belum waktunya aku memiliki seorang anak. namun dalam doa dan ikhtiar, aku dan istriku selalu merasa bahwa suatu saat nanti kami insya Alloh mempunyai anak. Seorang anak yang sholeh dan menentramkan hati siapapun yang mengandung.
aku dan istriku juga mencoba beberapa ramuan seperti madu dan serbuk kayu manis. kemudian selelu mengamalkan beberapa ayat dari al-quran yang diberikan oleh seorang ustad. pokonya apapun cara yang halal dan rasional semua kami usahakan waktu itu.
bahkan pernah suatu saat istriku periksa ke dokter dan dinyatakan rahimnya ada suatu infeksi dan harus minum anti-biotika selama 2 bulan terus menerus. sampai kadang-kadang istriku merasa mau muntah ketika melihat obat tersebut.
akhirnya aku mengatakan kepada istriku "nggak usah diteruskan minum antibiotiknya mulai sekarang kita pasrah total saja kepada Alloh."

akhirnya aku dan istriku menikmati seluruh waktu seprti layaknya dua orang yang sedang pacaran. kami tinggalkan semua pemikiran tentang punya anak dan berusaha mensyukuri apapun kondisi saat itu. disamping masih mengamalkan doa-dao aku juga mencoba mengamlk sedekah. sedekah ini agak unik dan hanya merupakan ltupan ide yang sesaat namun aku ingin sekali melakukannya.

yaitu bila aku atuau istriku bertemu dengan seseorang yang menurutku "tidak mampu" saat itu juga aku atau istriku akan memberikan sedekah kepada orang tersebut dan seraya meminta didoakan agar punya kan yang sholeh ataupun sholehah.

entah sudah berapa kali aku dan istriku selalu melakukan itu. baik dirumah, dipasar, ataupun di jalan-jalan. saat berada di kereta api atu di bus kota. kalu menemukan orang-orang yang "menyentuh hati" kami selalu sedekah berapapun dan langsung tanpa pikir panjang (spontan).

sampai akhirnya sewaktu aku dan istriku sedang antri di makro jogya. kebetulan waktu itu pas pembukaan makro pertama kali di jogya. sehingga banyak sekali yang antri bahkan berbut untuk mendapakan barang-barang dengan harga yang murah. tiba-tiba istriku merasa perutnya sakit dan keringat dingin.

akhirnya aku meminta istiku untuk istirahat saja. sore harinya periksa ke dokter kandungan di klinik rahmi di daerah ngabean yogyakarta. dan alhamdulliah, istiku dinyatakan positif hamil dan diharuskan untuk bedrest  atau istirahat total selama 3 hari berturut-turut sampai fleknya hilang.

dan betul selama istiraht total istriku hanya boleh ke kamar madni selebihnya hanya berbaring selama 3 hari. setelah 3 hari ternyata flenya sembuh dan akhirnya boleh kembali beraktiftas biasa. Alhamdulilah

PENTINGNYA SEBUAH DUKUNGAN

Dukungan positif dari keluarga, kerabat bahkan orang lain dapat mendorong lahirnya seorang naturalis. Namun, dukungan yang bagaimana?
Setiap anak sebenarnya memiliki semua potensi kecerdasan. Hanya saja perkembangan setiap bidang bisa berbeda-beda, tergantung potensi mana yang lebih banyak mendapat rangsangan.
Selama lebih dari 5 dekade ini para pakar perkembangan anak bersepakat menetapkan prasyarat yang harus diperhatikan oleh para orangtua. Dikatakan, tumbuhkembangnya seorang anak sangat bergantung pada seberapa besar pengaruh faktor bio-psikososial yang diterimanya. Faktor bio-psikososial itu adalah faktor biologis (kesehatan/fisik), psikologis (emosi/afektif) dan sosial (lingkungan).
Selain itu, faktor eksternal tersebut akan lebih mengoptimalkan tumbuh kembang anak jika terus menerus dilakukan sebelum anak mencapai usia 5 tahun. Usia itu adalah golden age seorang anak, masa kepintaran seorang anak mudah dirangsang dengan berbagai stimulus.
Contohnya, di masa bayi, upaya seorang anak menguasai lingkungannya diperantarai oleh orang-orang di sekelilingnya. Ketika bayi Anda ingin meraih sebuah mainan misalnya, orang lain di dekatnya akan membantu menyiapkannya agar tak terlalu sulit atau terlalu mudah buat si kecil meraih tujuannya (mainannya).
Di sisi lain, bayi yang dengan keras dilarang, atau disodorkan mainan tanpa usaha sedikitpun, tak pernah merasakan sukacita meraih keberhasilan. Pola-pola seperti di awal tadi perlu ditanamkan sejak dini. Agar bila tiba waktunya bersekolah, ia akan dengan mudah beradaptasi dan menemukan dirinya dapat berinteraksi dengan ‘situasi’ yang baru dan rumit.

KECUALI KASUS TERTENTU
Percayakah Anda, oleh keluarganya Charles Darwin dianggap sebagai anak bodoh? Tapi berpuluh-puluh tahun kemudian ia justru tersohor karena teori kontroversialnya itu. Oleh ayahnya dahulu, ia banyak dicela. Pernah suatu kali ayahnya berkata, “Tidak ada hal lain yang menjadi minatmu kecuali menembaki anjing dan tikus. Kelak itu

hanya akan mempermalukan dirimu sendiri dan keluargamu.”
Ternyata sang ayah keliru. Usai berpetualang ke Kepulauan Galapagos di usia 20 tahun, Darwin justru bisa mengubah kemampuannya. Dari sekedar ‘penangkap tikus’ menjadi pakar yang dapat ‘menangkap spesies’ lain.
Begitu juga nasib yang dialami E.O.Wilson (penulis pemenang Pulitzer dan pakar serangga). Semuanya berubah, saat di usia 7 tahun ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan kedua matanya cacat. “Saya tidak bisa melihat benda-benda yang jauhnya beberapa meter dari hadapan saya,” ujar Wilson. Karena keterbatasan kemampuannya inilah, Wilson lebih senang mengamati benda-benda kecil di depan matanya.
Kegemarannya ini menuntunnya pada kesenangan baru, yakni mengamati flora dan fauna. Menjelang dewasa Wilson pun makin gemar mengamati serangga. Dan kini Wilson dikenal sebagai pakar terkemuka dalam bidang semut dan penulis naturalis.
Persoalannya sekarang, apakah Anda ingin menjadi orangtua seperti ayah Charles Darwin? Atau membiarkan sebuah kejadian khusus menimpa anak-anak Anda, agar mereka bisa mengembangkan kepintarannya yang lain? Tentu saja tidak! Jaman sekarang, bukan lagi masanya Anda berdiam diri membiarkan anak-anak (tumbuh) berkembang sendiri. Apalagi masa penuh persaingan dan tantangan, tengah menanti si kecil.
Cara Anda merangsang kemampuan anak punya andil besar. Bila Anda mengikuti atau memahami ‘kecenderungan’ anak, maka potensi anak pun terasah dengan baik. Dalam konteks kepintaran naturalis, di mana anak lebih memilih aktivitas luar ruang dibanding dalam ruangan, maka pemahaman dan pengertian Anda untuk mengikuti bahkan memfasilitasi potensi anak, sangat besar artinya.

TAK PERLU ORANGTUA KHUSUS
Tentu saja Anda tak perlu menjadi seorang naturalis atau ilmuwan, untuk mengasah kepintaran naturalis anak. Maggie Mayer pernah mengembangkan sebuah perangkat untuk melatih kepintaran ini.
Maggie menyebutnya sebagai A Quick Quadrat. Latihan ini dapat diaplikasikan oleh para guru di kelas, atau oleh para orangtua di halaman belakang rumah sekalipun.
Yang dibutuhkan, kata Mayer, hanyalah tali sepanjang 80 cm (tali apa saja). Ajaklah anak Anda untuk mengikat kedua ujungnya. Lalu bentangkan tali itu menjadi sebuah persegi empat. Jelaskan bahwa bentuk itu disebut bidang bersegi empat.
Dan di masa lalu, tali yang dibuat seperti itu banyak digunakan oleh para ilmuwan untuk mengumpulkan data dan mengobservasi areal di dalamnya. Hal yang sama bisa dilakukan si kecil.
Minta anak membawa buku tulis kecil dan sebatang pensil, agar ia bisa menuliskan semua benda yang ia lihat di dalam ‘tali persegi empat’-nya. Ia boleh saja menulis jenis batu, binatang-binatang kecil, tanaman, tumbuhan, biji-bijian, atau apapun yang ada di sana.
Dari sini minta anak untuk memetakan areal di mana semut berada, anak rumput, bebatuan dan seterusnya. Atau sederhananya, minta saja ia untuk membuat daftar benda dan makhluk hidup yang berada di ‘kotak persegi empatnya.’ Anak naturalis, pasti suka proyek kecil ini.

"Dukungan positif dari keluarga, kerabat bahkan orang lain dapat mendorong lahirnya seorang naturalis."

SYEKH MAHFUDH AL-TARMASI AL-JAWI bag.2

Setelah cukup lama belajar pada ayahnya, ia melanjutkan ke Semarang untuk belajar pada Syekh Muhammad shaleh ibn ‘Umar Al-Samarani, ulama arrkemuka Jawa Tengah abad-19 yang dikenal dengan sebutan “Kiai Shaleh Darat.” Dengan gurunya ini, Mahfudh Al-Tarmasi mengkhatamkan beberapa kitab (Ma'murin, 1984), antara lain: Tafsir Al-Jalalain (khatam dua kali), Syarah Syarqawi‘ala Al-Hakim, Wasilat At- Thullab, dan Syarh Al-Maridini fi Al-Falak.
Kemudian, pada saat Pesantren Tremas dipegang Kiai ‘Abd Allah ibn Abd Al-Manan, perkembangannya semakin pesat. Murid-muridnya terus berdatangan dari berbagai penjuru Pulau Jawa. Kharisma Kiai ‘Abd Allah yang selain pernah belajar di beberapa pesantren di Jawa juga pernah belajar di. Tanah Suci Mekkah. pesantren Tremas mulai dikenal dengan ilmu Gramatika Arab-nya (Dhofier,1994). Melihat perkembangan ini, Kiai Abd Allah merasa perlu mempersiapkan pengganti yang lebih haik dari dirinya. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengirim ke dua putranya Muhammd Mahfudh dan adiknya, Dimyathi ke Mekkah untuk mernuntut ilmu dan memperdalam ilmu agamanya. Pengirimn ini terjadi pada tahun 1872 M. saat umur Mahfudh Al- Tsrmasi genap 30 tahun.

Bagai mendapatkan durian runtuh, keinginan Kiai ‘Abd Allah disambut dengan gembira oleh Mahfudh Al- Tarmasi. Sebab ia memang bercita-cita untuk bisa selalu dekat dengan Rasul Allah atau Bait Allah. Ia bercita-cita ingin wafat di Mekkah atau di Madinah (Ma'murin, 1984). Begitu menginjakkan Tanah Haramain, ia langsung berniat untuk tinggal di sana sampai akhir hayat.

Bersama adiknya (Dimyathi), ia mulai menimba ilmu pada ulama terkemuka di Mekkah dan Madinah. Ada pun ulama-ulama yang menjadi guru besarnya antara lain; yang pertama, Syekh Ahmad Al-Minsyawi. Pada ulama ahli qira’ah sab'ah ini, ia belajar tartil Al-Qur’an menurut qira’ah Imam ‘Ashim. Juga mengkhatamkan dua kitab yaitu, Al-Qur’an Qira'atu 'Ashim fi Riwayati Khalaf bima Tayassara min Al-Tajwid dan Syarh Al- ’Allamah Ibn Al-Qasih ‘ala Al- Sathibiyyah.
Kedua, Syeikh ‘Amr ibn Barkat Al- Syami. Pada ulama besar asli Syam yang juga murid dari Syekh Ibrahim Al-Bajuri ini, Syekh Mahfudh Al-Tarmasi belajar Syarh Syadzuru'. Ketiga, Syekh Musthafa ibn Muhammad ibn Sulaiman Al-’Afifi. Dengan ulama yang terkenal dengan ilmu Gramatika Arab dan ilmu Ushul Fiqihnya ini, Mahfudh Al- Tarmasi mengkhatamkan dua kitab, yaitu: Syarh Makhqiq Al-Mahla 'ala J awami' Al-Jawami', dan MughniAl- Lubab.

Keempat, Al-Imam Al-Hasib wa Al- Wari‘ Al-Nasib Al-Sayyid Husein ibn Muhammad ibn Al-Husein Al-Habsyi. Pada ulama ahli hadits yang juga sangat terkenal zuhud dan wira’inya ini, Mahfudh Al-Tarmasi mengkhatamkan dua kitab haditst utama yaitu: ShahihAl- Bukhari dan Shahih Al-Muslim. Kelima, Syekh Sa’ad ibn Muhammad Bafasil Al-Hadrami. Pada ulama pakar ilmu fiqih ini, yang juga menjabat sebagai Mufti Syafi'iyyah Kota Mekkah pada saat itu, Mafudh Al-Tarmasi belajar dua kitab: Syarh ‘UqudAl-Yaman dan Syifa‘un li Al-Qadhi‘iyadh.

Keenam, Syekh Muhammad Al- Sarbini Al-Dimyathi. Pada ulama pakar fiqih dan qira'ah yang berasal dari kota Dimyath, Mesir dan bermukim di Mekkah ini, Syekh Mahfudh Al- Tarmasi mengkhatamkan beberapa kitab, antara lain: Syarh Ibn Al-Qasis ‘ala Al-Syathibiyyah, Syarh Al-Dhurar Al- Mudhi‘ah, Tibyan Al-Nasyri fi Al- Qira’ah Al-’Asyri, Raudh Al-Nadzir li Al-Mutawalli, ItkbafAl-BasarifiQira’at Al- Qur'an Al-Arba‘ata Asyar li ibn Battak, Al-’Iddah li Al-Syathibiyyah, Tafsir Al- Baidhawi.

Ketujuh, Syekh Al-Jalil Sayyid Muhammad Amin ibn Ahmad Ridhwan Al- Daniyyi Al-Madani. Pada ulama terkemuka di Kota Madinah pada zamannya ini, Mahfudh Al-Tarmasi menghatamkan dan mengambil ijazah beberapa kitab, antara lain: Al-DalailAl- Khairat, Al-Ahzab, Al-Burdah, Al- Auliyat Al-Aljuni, Al-Mutawalli, Al- Muwatta‘li Al-Imam Malik ibn Anas.
Kedelapan, Syekh Sayyid Abu Bakar ibn Al-Sayyid Muhammad Satha’. Pada ulama yang mendapat julukan “Syekh Al-Masyayikh” atau “Guru besarnya para guru besar” ini, Syekh Mahfudh Al-Tarmasi belajar ilmu Syari’ah, ilmu Adab, ilmu Ushul, dan lain sebagainya.
Di tengah konsentrasinya dalam pengembaraan intelektual di Tanah Haramain, ia dan adiknya dipanggil ayahnya untuk pulang ke Jawa guna menggantikan posisinya sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Tremas.

Namun ia malah minta ijin pada ayahnya  untuk bermukim di Mekkah  dan  mempersilahkan kepada adiknya, yaitu Kiai Dimyathi, untuk memenuhi panggilan tugas mulia menggantikan kedudukan ayahnya. Dan memang, kelak, setelah Kiai ‘Abd Allah meninggal, tampuk Pimpinan Pesantren Tremas dipegang Kiai Dimyathi.
Meski pun tidak terjun langsung membenahi Pesantren Tremas namun peran dan sumbangan pemikirannya untuk membesarkan dan mengembangkan Pesantren Tremas cukup besar. Perannya bahkan tidak sebatas pada pengembangan Pesantren Tremas semata, namun juga sebagian besar pesantren terkemuka di pulau Jawa. Sebab hampir semua ulama terkemuka pengasuh pesantren di plau Jawa awal abad-20, pernah belajar padanya.

Pada paruh akhir abad-19 ada  beberapa ulama dari Indonesia yang kepakaran dan keilmuannya di bidang agama diakui dunia Islam. Mereka diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengajarkan ilmunya di Masjid Al- Haram. Setidaknya ada tujuh nama ulama terkemuka yang dikenal luas mereka adalah Syekh Mahfudh Al- Tarmasi (kelahiran Tremas, Pacitan) Syekh Nawawi Al-Bantani (kelahiran Banten), Syekh Ahmad Khatib Al- Minangkabawi (kelahiran
Minangkabau), Syekh Mukhtarom (kelahiran Banyumas), Syekh Bakir (kelahiran Banyumas), Syekh Asy’ari (kelahiran Bawean) dan Syekh ‘Abd Al- Hamid (kelahiran Kudus).
Syekh Mahfudh, dan termasuk Syekh Nawawi dan ulama lainnya adalah para ulama jawa yang pada abad ke – 19 diakui kebesarannya di timur tengah.

BELAJAR HARMONI DARI ALAM


Alam menyediakan sarana belajar yang sangat beragam. Si kecil bisa belajar dari hujan, pohon, batu-batu, sungai, dan sebagainya. Mengajak si kecil jadi “naturalis” selain memperkaya informasinya, juga mengasah daya pikirnya.
Usia 5 tahunan dikenal sebagai golden age seorang anak. Artinya, sejak usia 0-5 tahunan, otak anak terbuka lebar untuk menyerap berbagai informasi. Pemberian informasi apapun akan mengoptimalkan perkembangannya. Mengapa?

Ini, karena perkembangan otak sangat besat terjadi pada 5 tahun pertama usianya. Begitu lahir berat otak si kecil mencapai seperempat otak orang dewasa. Pada usia 6 bulan meningkat 50 % berat otak orang dewasa. Pada usia 5 tahun berat otak mencapai 75% dan di usia 10 tahun berat otaknya hampir menyamai otak orang dewasa, 95% yaitu sekitar 1300 gram.
Mengingat perkembangan fantastis tersebut (terutama di 6 bulan pertama usianya), maka rangsangan-rangsangan lingkungan akan mudah terserap otak. Misalnya, pemberian kesempatan anak untuk menjelajah dan mengeksplorasi, akan mengoptimalkan kepintaran motorik kasar, menumbuhkembangkan rasa ingin tahunya. Tepenuhinya rasa ingin tahu anak, dapat meningkatkan kemampuan intelektual, terutama kemampuan berpikirnya.

Menurut Gardner, kepintaran naturalis adalah kepintaran yang dimiliki setiap orang sejak lahir sampai awal-awal hidupnya. Ini terlihat pada usia ini anak menikmati lingkungan sekitar. Bermain dengan air, memasuk-masukkan batu ke mulut untuk mengetahui rasanya, menangkap ulat. Interaksi anak dengan hal-hal fisik di alam menjadi hal yang sangat penting bagi kepintaranya.

BELAJAR DARI ALAM
Anak-anak usia 2-5 tahun memiliki rasa ingin tahu yang sangat-sangat besar. Semangat menjelajah dan eksplorasinya tinggi. Dan, umumnya, penjelajahan dan eksplorasi melibatkan lingkungan atau alam sekitar.

Jean Piaget, psikolog dari Swiss mengatakan bahwa, anak-anak memperhatikan hal-hal kecil. Penjelasan dari lingkungan atau pemenuhan rasa ingin tahunya (yang diperoleh dari jawaban dan penjelasan), membuat anak tak bingung menghadapi berbagai macam benda, situasi maupun orang-orang atau benda-benda yang memiliki konsep yang sama.
Karena itu, mengenalkan alam sekitar merupakan cara efektif untuk mengasah kemampuan berfikir anak, sekaligus menggali kepintaran naturalisnya. Apa yang dipelajari anak dari alam?

DARI HUJAN
Bila hujan turun, apakah Anda mengajak atau membolehkan si kecil main hujan? Rata-rata tidak. Yak, maklum, mengingat hujan sekarang sudah dipengaruhi oleh asam dioksida (racun) karena udara yang sudah tercemar, sehingga tak baik buat kesehatan. Jika toh tak membolehkannya berhujan-hujan ria, mengajak anak mengamati dan menikmati hujan, akan sangat bermanfaat.

Jelaskan pada anak bagaimana proses terjadinya hujan. Terlalu berat buat anak? Mungkin si kecil tidak faham benar, tapi setidaknya otaknya menyerap informasi yang Anda berikan. Beritahukan bahwa hujan itu sangat dibutuhkan manusia. Juga, sangat ditakuti.

Lanjutkan dengan penjelasan hukum sebab akibat. Bagaimana sebuah awal musim hujan yang selalu membawa kesegaran. Kita bisa melihat rumput-rumput kembali menghijau, pohon-pohon terlihat segar, bau rumput basah dan sebagainya. Namun bagaimana jadinya, bila hujan turun terlalu deras? Sementara sungai dan selokan terisi sampah. Tentu banjir lah yang akan datang.

BELAJAR DARI TUMBUHAN, BEBATUAN, SUNGAI DAN MATAHARI
Sekali waktu Anda sekeluarga berkesempatan melakukan perjalanan ke alam terbuka. Maka jangan lewatkan kesempatan ini untuk membuat si naturalis Anda makin bergairah mengeksplorasi rahasia alam. Ajak ia mengamati bebatuan di pinggir sungai. Bebatuanyang senantiasa terbasahi air sungai, dan kemudian mengering terkena cahaya matahari.

Silih berganti air dan matahari menyapa bebatuan yang tak pernah bergeser dari tempatnya. Batu, air sungai dan sinar matahari itu mengajarkan kepada kita tentang banyak hal.

Jelaskan pada anak, apa kegunaan semua itu. Batu, pasir, pohon, bisa jadi bahan membuat rumah. Air dan sinar matahari bisa menjadi sumber listrik yang bermanfaat. Percayalah, tak ada penjelasan yang berat buat anak bila Anda menjelaskannya secara sederhana

PERGI HAJI KARENA SEDEKAH MOTOR

Sebut saja Pak Yusuf, seorang guru agama yang sangat ingin pergi berhaji, tetapi dia sangat miskin dan kekurangan. Suatu ketika dia pergi ke suatu pengajian. Pada akhir dari pengaji- tersebut sang Kyai yang memimpin pengajian mengatakan Dahwa Majelis mereka lagi membutuhkan dana. Maka sang
kyai bertanya "Siapa yang bersedia membantu majelis ini?"
Serentak peserta majelis menyerahkan harta mereka. Ada
yang mensedekahkan uangnya, ada yang langsung melepas card hp-nya dan mensedekahkan hp-nya. Semua berlomba- lomba sedekah, kecuali guru agama tersebut. Hal ini karena dia tidak memiliki apa-apa yang akan disedekahkan. Pikirnya 'Ya Alloh aku tidak punya apa-apa untuk disedekahkan, se-moga niatku datang kesini Engkau catat sebagai amal ibadah."
Ketika dia mau pulang dan menaiki motor bututnya sontak dia teringat "Ya Alloh, salah kalau aku tidak bisa bersedekah., aku masih memiliki harta ini untuk disedekahkan"
Maka pulanglah dia ke rumah untuk berkonsultasi dengan istrinya. Apa kata istrinya? "Motor itu milik ayah, kalau mau menjualnya silahkan, ibu cuma bisa berdo'a semoga barokah." Akhirnya motor itu dijual dan laku Rp 6 juta. Setelah itu dia ke rumah sang Kyai untuk mensedekahkan Rp 2jt kepadanya.

"Kyai ini sedekah saya, mudah-mudahan saya bisa naik haji," kata Pak Yusuf, si guru agama. Kyai paham kalau guru agama ini miskin lalu dia bilang "Sudahlah kamu lebih membu¬tuhkan uang itu, pakai sendiri saja uang ini." jawab sang Kyai.
"Tidak Pak Kyai saya sudah niat untuk mensedekahkan harta saya ini." jawab Pak Yusuf. Sang Kyai terus menolak tetapi Pak Yusuf tersebut terus memaksa hingga akhirnya diterima uang tersebut oleh sang Kyai dan pulanglah Pak Yusuf ke ru¬mah. Namun baru sampai di halaman rumah Pak Kyai Pak Yusuf teringat dengan Firman Alloh yang menyatakan,

“Tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna seorang mukmin sebelum mensedekahkan harta yang paling dicintainya."

Karena dia paham agama maka kembalilah dia menghadap sang Kyai tersebut dan berkata "Kyai ini masih ada Rp 4jt, saya sedekahkan semuanya untuk Kyai." Menangis Kyai tersebut mendengar perkataan guru agama yang miskin itu dan meneri¬ma uang tersebut sambil berkata sang Kyai : "Ya Alloh di hada¬panmu ini telah datang hambamu yang soleh... Maka berkati- lah dia, semoga Alloh menepati janjinya, siapa yang memberi satu akan dibalas sepuluh kali lipat."
Berminggu-minggu Pak Yusuf menjalani aktivitasnya yang berat tanpa sepeda motor kesayangannya, dia harus berjalan di bawah terik matahari, bergantungan di bis-bis kota yang pengap, dan berkeringat karena berdesakan dan panas. Na-manya manusia iman pasti sedikit goyah. Sempat hati kecil¬nya berbisik "Yah, seandainya motor itu tidak aku sedekahkan pasti gak kayak gini, akukan miskin." Tetapi anggapan itu selalu ditepisnya "Akh, biar Alloh yang menggantinya."
Tiga minggu kemudian, Pak Yusuf sakit kepala, sehingga tidak bisa mengajar. Setelah ¡jin tidak mengajar, sakit kepalanya sembuh. Ketika sembuh, ia ingin keluar untuk ngobrol dengan seseorang. Keluarlah ia dari rumah menuju ke depan gang, la bertemu dengan pemilik warung dan berharap menjaditeman ngobrol. Alih-alih bicara dengan temannya pemilik warung, ia h dimintai tolong untuk jaga warung.

pada saat menjaga warung tersebut, ada seorang pengendara mobil berhenti, turun, lalu bertanya. "Pak, tanah yang di depan warung ini milik siapa, Bapak tahu?" Si guru agama pun memberi tahu Pak haji pemilik tanah itu dan alamat rumahny. Orang itu berterima kasih.
Beberapa hari setelah itu, si pengendara mobil datang lagi, melihat yang jaga warung bukan yang kemarin. Lalu, ia bertanya penjaga warung yang kemarin. Rupanya si pemilik warung sudah lupa karena silih berganti yang menjaga. Namun, ia ingat dan menunjukkan rumah si guru yang pernah menjaga warungnya. Ketika sampai di rumah guru, si pengendara mobil basa-basi mengucapkan terima kasih dan mengatakan, terima kasih tanah itu sudah saya beli dan sesuai dengan harga saya. Saya sudah janji kepada Alloh, kalau tanah itu terbeli gan harga saya, maka orang yang saya tanya akan saya jadi- perantaranya. 'Ini ada beberapa, semoga bermanfaat untuk bapak." Di terima amplop tersebut oleh guru agama, dan setelah dibuka isinya berupa cek. Subhanallah, tersungkur dan menangis dia melihat nominal yang tertera dicek tersebut Rp 67 Jt. Sedekahnya oleh Alloh dilipat gandakan dari 6 jt menjadi 60 jt dan mo¬tornya dikembalikan oleh Alloh dengan kelebihan 7 jt tersebut.
Dia bisa berangkat haji bukan hanya seorang diri tetapi jga dengan istri dan ibunya. Pada saat itu (tahun 1990-an) haji hanya sekitar Rp 17 jt-an. Maka benarlah semua firman Alloh itu. Semoga cerita ini bisa menjadi pelajaran buat kita bahwa sedekah di jalan Alloh, Insya Alloh selalu mendapatkan kebaikan dari-Nya.


SYEKH MAHFUDH AL-TARMASI AL-JAWI bag.1

 Syekh Mahfudh Al-Tarmasi diakui sebagai ulama Jawa terkemuka, alumnus Pesantren Tremas, Pacitan, yang banyak mengarang kitab penting dan mengajar di Masjid Al-Haram Mekkah pada paruh akhir abad-19. (Pesantren, 2003; Azra, 1999).
Syekh Mahfudh dilahirkan di Desa Tremas pada tahun 1285 H. atau bertepatan dengan tahun 1842 M.
(Azra, 1999), dengan nama Muhammad Mahfudh. Ada pun nama lengkapnya idalah Abu Muhammad, Muhammad Mahfudh Al-Tarmasi ibn ‘Abd Allah ibn 'Abd Al-Manan ibn Demang Dipomenggolo I. Dan kelak di dunia Islam, ia dikenal dengan nama “Syekh Mahfudh Al-Tarmasi Al-Jawi.” Ayah kakeknya, yaitu Demang Dipomenggolo I masih keturunan seorang punggawa Keraton Surakarta yang bernama Ketok Jenggot.(Ma'murin, 1984).
Ketok Jenggot adalah orang pertama yang membuka hutan di daerah Pacitan yang akhirnya diberi nama Tremas. Desa Tremas terletak di Kelurahan Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Karesidenan Madiun, Propinsi Jawa Timur. Sedangkan Kota Pacitan adalah sebuah kota di Tepi Pantai Selatan, dan merupakan Kota yang terletak paling Selatan dari seluruh Kota Kabupaten yang ada di Pulau Jawa.
Ada pun ihwal penamaan Tremas, menurut Kiai Hasyim Ikhsan, seorang tokoh masyarakat Tremas, bahwa ketika Ketok Jenggot membuka hutan di Pacitan, ia menemukan sebuah “patrem” (bhs. Jawa), yaitu sebuah senjata mirip sebilah keris, dan “patrem” itu terbuat dari “emas,” akhirnya daerah itu diberi nama “Tremas” yang merupakan kependekan dari “patrem-emas.” Nama Tremas akhirnya terkenal sampai saat ini. (Ma'murin, 1984). Jadi kata “Al- Tarmasi” adalah nisbat pada Daerah Tremas, tempat di mana Syekh Mahfudh dilahirkan dan menuntut ilmu pertama kalinya sebelum pergi dan menetap di Mekkah.Boleh dikata, bahwa Mahfudh Al- Tarmasi adalah keturunan ulama yang bangsawan. Demang Dipomenggolo I, adalah seorang bangsawan terpandang di Daerah Pacitan yang sangat agamis. Pada saat Pacitan diperintah oleh seorang Bupati yang gemar menyi’arkan Islam bernama Mas Tumengungg Jayakarya I, di Desa Semanten, Ki Demang Dipomenggolo I mendirikan sebuah pesantren yang ia asuh sendiri. Dengan sendirinya, Demang Dipomenggolo menjadi cukup terkenal, disegani sekaligus dihormarti oleh semua lapisan masyarakat Pacitan. Untuk memberikan contoh pada masyarakat, ia mulai dari keluarganya sendiri. Putranya yang bernama Mas Bagus Sudarso ia kirim untuk menggali ilmu agama ke Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo, sebuah pesantren yang sangat terkenal pada saat itu.

Sepulang dari pesantren Tegalsari, Mas Bagus Sudarso dikenal oleh masyarakat dengan nama Kiai ‘Abd Al- Manan. Kiai muda ini, ikut aktif mengembangkan Pesantren Semanten Pacitan. Pada saat itu, Desa Tremas diperintah oleh Demang Ngabei Honggowijoyo yang punya hubungan dekat dengan Demang Dipomenggolo. Kebetulan ke duanya masih keturunan Ketok Jenggot. Rupanya Demang Ngabei Honggowijoyo tertarik dengan Kiai Muda ‘Abd Al-Manan, putra Demang Dipomenggolo. Ia lalu menikahkan puterinya dengan Kiai ‘Abd Al-Manan dan membuatkan sebuah pesantren baru di Tremas. Pesantren itu berdiri pada tahun 1830 M., pada saat-saat perang Diponegoro mulai surut, dan Kiai ‘Abd Al-Mananadalah pengasuhnya yang pertama.

Dari pernikahan Kiai ‘Abd Al-Manan dengan Puteri Demang Ngabei Honggowijoyo, terlahirlah ‘Abd Allah. Demi menyiapkan kader yang mumpuni ‘Abd Allah dikirim untuk belajar ke berbagai pesantren di Jawa Timur dan ke Tanah Hijaz. Akhirnya, tatkala Kia ‘Abd Al-Manan meninggal pada tahun 1962 M., Kiai ‘Abd Allah ibn ‘Abd Al- Manan menggantikannya sebagi: pengasuh Pesantren Tremas.

Jadi, Mahfudh Al-Tirmasi lahir tatkala usia Pesantren Tremas berumur 12 tahun. Sejak kecil ia hidup dalam keluarga pesantren yang cinta ilmu dar rajin ibadah. Ia sempat belajar ilmu agama pada kakeknya. Namun secara dalam ia lebih banyak belajar padi ayahnya sendiri, Kiai ‘Abd Allah iba ‘Abd Al-Manan. Pada ayahnya ia belajar Ilmu Tauhid, Al-Qur’an dan Ilmu Ai- Qur’an, juga belajar Ilmu Fiqih. Di tangan ayahnya ini, ia mendapapat gemblengan yang cukup berat dengar sistem sorogan (sistem individual). Dimana seorang murid membaca Al- Qur’an atau Kitab Kuning langsung di hadapan gurunya. Dan gurunya akan memperhatikannya dengan seksama sehingga akan ketahuan kadar kemampuannya. Sistem sorogan merupakan bagian paling sulit dari seluruh sistem pendidikan Islam tradisional, sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan, dan disiplin pribadi dari murid (Dhofier. 1994). Kitab-kitab klasik yang ia pelajar, secara sorogan dari ayahnya antara lain: Syarh Al-Ghayah li Ibn Qasim Al- Ghazi, Minhaj Al-Qawim, Fath Al- Mu'in, Syarh Syarqawi‘alaAl-Hakim dan Tafsir Al-Jalalain.